PETA
PEREKONOMIAN INDONESIA
A. Keadaan
Geografis Indonesia
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia
Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan
1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.
Posisi Indonesia
terdiri atas letak astronomis dan letak geografis yang berbeda pengertian dan
pandangannya.
1. Letak
Astronomis
Letak
astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan
garis bujur. Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS dan
95oBT – 141oBT
2. Letak
geografis
Letak
geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di
permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara
Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang
mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
Keadaan
geografis Indonesia dapat menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi
perkembangan perekonomian kita, dan sebaliknya dapat menjadi kelemahan dan
ancaman bagi perekonomian kita.
Banyaknya
pulau di Indonesia akan menjadi kekuatan dan kesempatan, jika pulau-pulau yang
sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi
dan tambang, dapat diolah dangan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat
banyak. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada
Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk yang dapat dikembangnya sebagai
komoditi perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar internasional.
Dan dengan keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi
sumber penerimaan negara andalan melalui industri pariwisata.
Namun
kenyataan itu juga dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian
Indonesia, jika sumber daya yang ada di setiap pulau hanya dinikmati oleh
sebagian masyarakat saja. Demikian pula juga jika masih banyak pihak luar yang
secara ilegal mengambil kekayaan alam Indonesia di berbagai kepulauan, yang
secara geografis memang sulit untuk dilakukan pengawasan seperti biasa. Dengan
demikian dituntut koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan
kepulauan Indonesia tersebut dan pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkannya.
Di pihak lain, banyak dan luasnya pulau menuntut suatu bentuk perencanaan dan
strategi pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia tersebut.
Strategi berwawasan ruang yang diterapkan pemerintah tampaknya sudah cukup
tepat untuk mengatasi
masalah
ini.
Indonesia
mempunyai iklim tropic basah yang dipengaruhi oleh angin monsoon barat dan
monsun timur. Iklim yang dimiliki ini menyebabkan Indonesia hanya mengenal dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian
itu menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik
sifatnya. Dengan demikian diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk
Indonesia tersebut untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun dunia.
Indonesia
merupakan negara yang kaya akan bahan tambang dan seperti telah sejarah
buktikan, salah satu jenis tambang kita, yakni minyak bumi pernah menjadikan
negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar, sehingga pada
saat itu target pertumbuhan ekonomi kita berani ditetapkan sebesar 7,5 % ( masa
Repelita II ). Meskipun saat ini minyak bumi tidak lagi menjadi primadona dan
andalan komoditi ekspor Indonesia, namun Indonesia masih banyak memiliki hasil
tambang yang dapat menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu sumber devisa
negara. Selain minyak bumi Indonesia juga memiliki hasil tambang lain seperti
biji besi, timah, tembaga, batu bara, gas bumi dan lain-lain.
Wilayah
Indonesia yang menempati posisi sangat strategis yaitu terletak diantara dua
benua dan dua samudra dengan segala perkembangannya. Sejak sebelum
kemerdekaan-pun Indonesia telah menjadi tempat singgah dan transaksi antar
kedua benua dan benua-benua lainnya. Dengan letak yang sangat strategis
tersebut kita harus dapat memanfaatkannya sehingga lalu lintas ekonomi yang
terjadi membawa dampak positif bagi kebaikan perekonomian Indonesia. Hal yang
perlu dilakukan tentunya mempersiapkan segala sesuatu, seperti sarana
telekomunikasi, perdagangan, pelabuhan laut, udara, serta infrastruktur
lainnya.
B. Mata
Pencaharian
Dari
keseluruhan wilayah yang dimiliki Indonesia, dapat ditarik beberapa hal
diantaranya bahwa :
• Pertama,
mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar masih berada di sektor
pertanian ( agraris ), yang tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian seperti
pertanian, perikanan, peternakan, dan sejenisnya.
• Kedua,
kontribusi sektor pertanian terhadap GDP ( Gross Domestic Product ) secara
absolut masih dominan, namun jika dibanding dengan sektor-sektor di luar
pertanian menampakkan adanya penurunan dalam presentase.
• Hal yang
perlu diwaspadai dalam sektor pertanian ini adalah, bahwa komoditi yang
dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai tambah yang tinggi,
sehingga tidak dapat bersaing dengan-dengan komoditi yang dihasilkan sektor
lain ( industri misalnya ), sehingga sebagian masyarakat Indonesia yang memang
bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin tertinggal dari rekannya
yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri ( kota ). Jika ini tidak
segera ditindak lanjuti, maka akan menjadi benarlah teori ketergantungan, bahwa
spread effect ( kekuatan menyebar ) akan selalu lebih kecil dari back-wash
effect ( mengalirnya sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya ).
Langkah-langkah
yang dapat ditempuh untuk mengatasi diantaranya adalah :
•
memperbaiki kehidupan penduduk/petani dengan pola pembinaan dan pembangunan
sarana dan prasaranya bidang pertanian
•
meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, jika dimungkinkan tidak hanya
untuk pasar lokal saja
• mencoba
mengembangkan kegiatan agribisnis
• menunjang
kegiatan transmigrasi
C. Sumber
Daya Manusia
Sumber daya
manusia yaitu penduduk dalam konteks pembangunan ekonomi memiliki peran ganda.
Peran ganda penduduk dalam konteks pembangunan ekonomi adalah sebagai produsen
dan juga sebagai permintaan. Sejalan dengan peran ganda tersebut, penduduk
dapat menjadi faktor pendorong dan juga penghambat pembangunan ekonomi.
Karakteristik
sumber daya manusia atau kependudukan Indonesia sebagai negara yang masih
berkembang ditandai oleh empat hal utama, yaitu:
a. laju
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi
b.
distribusi penduduk /penyebaran penduduk yang tidak merata
c. struktur
umur penduduk yang kurang menguntungkan (komposisi penduduk, angkatan kerja)
d. kualitas
penduduk yang relatif rendah (sistem pendidikan, kesehatan)
Keempat hal
utama di atas merupakan masalah yang dihadapi oleh sumber daya manusia di
Indonesia dan berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
Investasi
Berdasarkan
teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari
capital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk
produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun rel
kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas.
Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu komponen dari PDB dengan
rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada
investasi non-residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi
residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat
bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan
akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih
tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan
lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan
lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga
menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan
untuk mendapatkan bunga.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat investasi
Sebagai
sebuah keputusan yng rasional, investasi sangat ditentukan oleh dua faktor
utama, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan dan biaya investasi.
1. Tingkat
Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)
Kemampuan
perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi
oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1) Kondisi
internal perusahaan
Kondisi
internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah control perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek
tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Artinya, makin tinggi tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi,
maka tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
Selain
ketiga aspek teknis tersebut di atas, tingkat pengembalian yang diharapkan juga
dipengaruhi oleh factor-faktor nonteknis, terutama di Negara sedang berkembang.
Misalnya, apakah perusahaan memiliki hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan
dengan pusat perusahaan, dan penguasaan jalur informasi.
2) Kondisi
Eksternal Perusahaan
Kondisi
eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi
terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi
domestic maupun internasional. Jikan perkiraan tentang masa depan ekonomi
nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat,
karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan.
Selain
perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan pajak misalnya, diperkirakan
akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya, tingkat investasi
akan menurun. Factor social politik juga menentikan gairah investasi. Jika
social polotik makin stabil, investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula
faktor keamanan (kondisi keamanan Negara)
1. Biaya
investasi
Yang paling
menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman; Makin tinggi
tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat
berinvestasi makin menurun.
Namun,
tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi
tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi. Factor
yang memengaruhi terutama adalah masalah kelembagaan. Misalnya, prosedur izin
investasi yang berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya
ekonomi dengan memperhitungkaan nilai waktu uang dari investasi makin mahal.
Demikian halnya dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan, tingkat
kepastian hokum, stabilitas politik, dan keadaan keamanan.
1. Ramalan
mengenai keadaan ekonomi di masa depan
2. Kemajuan
teknologi
3. Tingkat
pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
4.
Keuntungan yang diperoleh perusahaa-perusahaan.
Upaya-upaya
yang dapat digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan dana investasi
pembangunan adalah:
• Lebih
mengembangan ekspor komoditi non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan
penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri. Untuk menunjang langkah ini
perlu diusahaan peningkatan nilai tambah dan kemampuan bersaing dari
komoditi-komoditi yang akan diekspor tersebut.
•
Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak, serta
menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
•
Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para penanaman modal
asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk ke Indonesia.
• Lebih
menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama
kredit untuk golongan ekonomi lemah, agar mereka secepatnya dapat berjalan
bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka peningkatan produktifitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar